Selasa, 01 Mei 2012

Dewa Yadnya



Dewa Yadya, adalah persembahan yang tulus iklhas kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan segala manifestasinya. Dewa Yadnya dilaksanakan terutama dalam rangka memenuhi kewajiban Dewa Rna, yakni hutang hidup kepada Ida Sang Hyang Widhi.


Pelaksanaan Dewa Yadnya dapat dilakukan dengan berbagai bentuk. Aktivitas kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan menjadi yadnya dengan cara melaksanakan semua aktivitas yang didasari oleh kesadaran, keikhlasan, penuh tanggung jawab dan menjadikan aktivitas tersebut sebagai persembahan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

sebagaimana sabda Tuhan melalui Bahagawad Gita dalam beberapa sloka seperti : Yajòàathàt karmano ‘nyatra loko ‘yaý karma-bandhanah,
Tad-artham karma kaunteya mukta-saògaá samàcara
( Bhagawad Gita, III.9 )

Artinya:
Kecuali kerja yang dilakukan sebagai dan untuk tujuan pengorbanan, dunia ini terbelenggu oleh kegiatan kerja. Oleh karena itu, wahai putra Kunti ( Arjuna), lakukanlah kegiatanmu sebagai pengorbanan dan jangan terikat dengan hasilnya.
Tasmàd asaktaá satataý kàryaý karmasamàcara,
Asakto hy àcaran karma param àpnoti pùrsaá
( Bhagawad Gita, III.19 )


Artinya:
Oleh karena itu, tanpa keterikatan, lakukanlah selalu kegiatan kerja yang harus dilakukan, karena dengan melakukan kerja tanpa pamrih seperti itu membuat manusia mencapai tingkatan tertinggi.
Saktàá karmaóy awidwàmso yathà kurwanti bhæata,
Kuryàd widwàýs tathàsaktaú cikìrûur loka-saògraham
( Bhagawad Gita, III.25 )


Artinya:
Bhàrata
Seperti orang bodoh yang bekerja karena pamrih dari kegiatannya, demikian pula hendaknya orang terpelajar bekerja, wahai ( Arjuna ), tetapi tanpa pamrih dan semata-mata dengan keinginan untuk memelihara kesejahteraan tatanan dunia ini saja.
Selanjutnya jika kita beryadnya dalam bentuk dana/harta , atau beryadnya dalam bentuk jnana (pengetahuan), atau yadnya dalam bentuk tapa serta yadnya dalam bentuk persembahan/upakara haruslah dilakukan dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Jika semua yadnya yang dilaksanakan dengan tujuan sebagai persembahan kepada Tuhan maka jadilah yadnya tersebut Satwika. Dalam Kitab Suci Bhagawad Gita banyak dijelaskan berbagai bentuk yadnya yang Satwika.




YADNYA SEHARI-HARI ( NITYA KARMA )

Pelaksanaan Hari Raya Sehari-Hari Jenisnya Adalah :

- Surya sewana ( pemujaan setiap hari kepada Dewa Surya ).

- Ngejot ( upacara saiban, biasanya setelah memasak hidangan ). Yadnya sesa yang dipersembahkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya, setelah memasak atau sebelum menikmati makanan. Tujuannya adalah menyampaikan rasa syukur dan trimakasih kepada-Nya.

Adapun tempat –tempat melaksanakan persembahyangan yadnya sesa adalah sebagai berikut:

1. Diatas atap rumah, diatas tempat tidur (pelangkiran), persembahan ini ditujukan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam prabhawa beliau sebagai ether.

2. Di tungku atau kompor, dipersembahkan kehadapan dewa Brahma

3. Di tempat air dipersembahkan kehadapan Dewa Wisnu.

4. Di halaman rumah, dipersembahkan kepada Dewi Pertiwi

Disamping tempat tempat tersebut ada juga yang menyebutkan mebanten saiban dilakukan di tempat tempat seperti berikut :

a. ditempat beras

b. di tempat sombah

c. ditempat menumbuk beras

d. di tungku dapur

e. di pintu keluar pekarangan (lebuh)

- Melaksanakan Puja Tri Sandya ( tiga kali sehari ), yaitu tiga kali menghubungkan diri (sembahyang)kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Puja Tri Sandya merupakan bentuk yadnya yang dilaksanakan setiap hari, dengan kurun waktu pagi hari, tengah hari, dan pada waktu senja hari. Guna untuk memohon anugrah Nya.
- Jnana yadnya , persembahan ini dalam bentuk pengetahuan. Jnana yadnya merupakan bagian dari panca maha yadnya. Persembahan ini ditujukan kehadapan para maha rsi yang menerima wahyu ” veda ” dari Tuhan dan beliau yang menyebarkan ajaran-ajaran-Nya.




YADNYA YANG DILAKUKAN SEWAKTU-WAKTU ( NAIMITIKA KARMA ) 

Adalah persembahan atau yadnya yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu berdasarkan tempat, waktu, dan keadaan ” desa, kala dan patra “. Naimitika yadnya merupakan yadnya yang dipersenbahkan atau yang dilakukan oleh umat hindu, hanya pada hari atau waktu-waktu tertentu saja.

Adapun jenisnya antara lain :

A. BERDASARKAN PERHITUNGAN SASIH ATAU BULAN

Yadnya yang dilaksanakan atau dipersembahkan berdasarkan perhitungan sasih atau bulan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa beserta manifestasinya antara lain : purnama tilem, siwa ratri, Piodalan/pujawali, nyepi atau tahun baru saka.

B. BERDASARKAN ADANYA PERISTIWA ATAU KEJADIAN YANG DIPANDANG PERLU UNTUK MELAKSANAKAN YADNYA.

Yang dimaksud peristiwa atau kejadian dalam hal ini adalah suatu kejadian yang terjadi dengan keanehan-keanehan tertentu, sangat tidak diharapkan, lalu semua itu terjadi. Dalam bentuk dan kehidupan ini banyak peristiwa-peristiwa penting yang sulit diharapkan bisa terjadi. Adapun bentuk-bentuk pelaksanaan yadnya yan dipersembahkan antara lain : upacara ngulapin untuk orang jatuh., yadnya rsi gana, yadnya sudi-wadani dan yang lainnya.

C. BERDASARKAN PERHITUNGAN WARA

yaitu perpaduan antara tri wara dengan panca wara, seperti hari kajeng kliwon. Kemudian perpaduan antara sapta wara dengan panca wara, seperti buda wage, buda kliwon, dan anggara kasih.

D. BERDASARKAN ATAS PERHITUNGAN WUKU

seperti Galungan, Kuningan, Saraswati, Tumpek, Pagerwesi dan Piodalan/Pujawali.

Selain hal tersebut perlu juga diketahui bahwa pada prinsipnya yadnya harus dilandasi oleh Sradha, ketulusan, kesucian, dan pelaksanaannya sesuai sastra agama serta dilaksanakannya sesuai dengan desa, kala, dan patra (tempat, waktu, dan keadaan).